Bab 599
Kota Tua adalah kota kuno yang terkenal dengan pemandangan indahnya, kental dengan adat istiadat
rakyatnya yang sederhana.
Beritu Tracy turun dari kereta, dia langsung jatuh cinta dengan tempat ini, langit biru dan awan putih,
kota kuno yang klasik, udara segar dan nyaman.
Bibi Juni melihat pemandangan di sckitarnya dan menghela napas: “Aku sudah 20 tahun tidak kc sini.
Dulu, pernah datang bersama Tuan James.”
“Ayahku?” Tracy sangat penasaran.
“Iya, menibawamu yang masih berumur ligit tahun.” Bibi Juni berkata dengan penuh semangat, “Waktu
itu, nona Icbih muda dari Carla, koschatanmu tidak baik dan sclalu sakit. Tuan dan aku membawannu
ke sini untuk berobat dengan Tabib Hansen.
Aneh juga, nona sudah diobati oleh begitu banyak dokter di rumah sakit besar, tapi tetap tidak sembuh.
Lalu, datang ke Tabib Hansen dan tinggal di sini selama dua hari. Setelah mendapatkan pengobatan
tradisional, nona langsung sembuh.”
“Oh ya? Aku bahkan tidak ingat.” Tracy tersenyum, “Jadi, sekarang kita menemui Tabib Hansen,
merupakan keputusan yang tepat.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Tentu saja.” Bibi Juni mengangguk, “Tabib Hansen pasti bisa menyembuhkanmu, nona tenang
saja!”
“Iya.” Hau Tracy mulai inuncul sebuah harapan, “Bibi Juni, kita naik taksi dan langsung pergi ke rumah
Tabib Hansen saja.
“Tempat ini masih primitif, belum berkembang pesat. Jadi, tidak ada taksi, tapi aku tahu penduduk asli
disini. Mereka adalah orang–orang yang sederhana dan tidak akan menipu pelanggan. Ikutali
denganku.”
Bibi Juni menarik Tracy dengan satu tangannya dan menarik koper dengan tangan lainnya, lalu
berjalan ke depan.
Tracy mengikuti Bibi Juni, tapi entah mengapa, dia selalu merasa ada seseorang di antara kerumunan
yang sedang menatapnya. Ketika (lia menoleh ke belakang, dia tidak menemukan orang yang aneh.
Sclain itu, arus manusia begitu padat, selalu ada turis yang datang dan pergi, jadi tidak terlihat ada
yang anch.
Dia mengira dirinya terlalu cemas, lalu menarik kembali pandangannya dan mengikuti Bibi Juni keluar
dari stasiun.
Bibi Juni menemukan sebuah mobil bobrok di sisi jalan, mencgosiasikan harga dan hendak masuk ke
mobilitu. Tiba–tiba, sebuah mobil van datang dengan kecepatan tinggi, beberapa pria berpakaian hitam
keluar dari mobil clan bergegas ke arah Tracy.
Tracy terkejut dan meninggalkan kopernya, lalu menarik Bibi Juni melarikan diri.
Ulud
Naunun, beberapa orang itu jelas sangat terampil, dengan cepat mengejar inereka dan hendak
mengepung. Tiba–tiba, sekelompok orang lain muncul untuk bertarung mclawan en van di
Tracy menggunakan kesempatan itu untuk menarik Bibi Juni dan melarikan diri. Pada saat ini.
pengemudi mobil bobrok sebelumnya, sudah melaju ke arah mereka dan berkata: “Naik mobil
Mercka berdua bergegas naik mobil dan koper mereka sudah di dalam mobil.
Pengemudi melesat pergi, dengan cepat meninggalkan kedua geng itu.
Tracy memperhatikan melalui kaca spion, sckelompok orang yang muncul tepat waktu itu adalah
pengiwal Keluarga Wallance. Tampaknya Danicl telah mengutus orang untuk melindunginya secara
diam–diam.
Tapi, siapa orang–orang yang bergegas turun dari mobil van untuk menangkapnya itu?
“Aku kaget setengah mati.” Bibi Juni mencengkeram dadanya dan ketakutan beberapa saat, “Nona,
tadi siapa orang–orang itu? Sepertinya mereka bukan penduduk sctempat. Mungkinkah mereka
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmmengikuti kita dari kota?”
“Seharusnya begitu.” Tracy mengerutkan kening. Apakah mereka adalah orangnya Devina?
“Aku kira karena urusan bisnis, apa orang kota sekeras ini dalam hal berbisnis?” pengemudi lokal yang
mengendarai mobil, berkata sambil bercanda, “Kelak saat aku melihat orang–orang baik yang
mengenakan pakaian rapi, pasti bukan untuk berbisnis.”
“Benar, aku lihat mobil itu cukup mahal.” Bibi Juni mengingat kembali, “Sebenarnya siapa mercka?”
“Aku tidak tahu, tidak usah pedulikan, kita cari Tabib Hansen dulu.”
Tracy menghela napas, untungnya Daniel mengutus orang untuk melindunginya secara diam diam, jika
tidak, maka tadi pasti terjadi scsuatu.
Pengemudi lokal ini akrab dengan kondisi jalan dan memiliki keterampilan mengemudi yang baik, tapi
meskipun demikian, jalan pegunungan yang dilewati begitu curam, mereka seperti sedang bermain
halilintar.
Setelah berkendara selama tiga setengah jarn, Tracy hampir muntah, ia bersandar pada Bibi Juni
dengan lemas dan wajahnya pucar.
Bibi Juni sudah terbiasa, karena dia dibesarkan di pegunungan. Dia bukan hanya sudah terbiasa
dengan jalan pegunungan semacam ini, tapi dia juga merasa familiar.