Bab 566
i
*Tentu saja kakek percaya dengan kalian.” Tuan Besar dalam sekejap panik mclihat Carla menangis, ia
mengalihkan kemarahannya kepada Danicl, “Kakek hanya tidak percaya dengan bocah engik ini...”
“Dia bukan bocah lengik, dia papi kami.”
Carles buru–buru membela Danicl, ia bahkan berlari ke depan Daniel dan merentangkan tangannya,
seolah–olah ingin melindungi papinya!
“Kakek, papi tidak membohongimu.” Carlos menjelaskan dengan serius, “Karena aku alergi kiwi, papi
merasa ada yang tidak beres, jadi dia mclakukan tes DNA, lalu menemukan bahwa aku adalah
anaknya.”
Kali ini Tuan Besar akhirnya percaya, sejak kecil Daniel alergi kiwi. Sejak awal, kelemahannya ini tidak
boleh diungkapkan demi melindungi beberapa generasi ini.
Selain keluarga, tidak ada orang yang tahu tentang hal ini.
Carles hanyalah anak berumur tiga setengah tahun, ia tidak mungkin mengada–ada, selain itu cara
pikirnya juga dewasa, ia tidak mungkin mengikuti Danicl mcmpermainkan Tuan Besar...
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt“Langit punya mata, aku masih mengira tidak akan melihat generasi keempat Keluarga Wallance
sclama hidupku...” Tuan Besar terharu, matanya dipenuhi air mata, “Tak kusangka, aku bisa
mendengar kabar baik ini ketika aku baru saja sadar!!”.
“Baguslah jika kamu senang.” Danicl menghela napas lega.
“Omong kosong, bagaimana mungkin aku bisa tidak senang? Apa kamu tidak tahu, aku sudah
memimpikan hal ini beberapa kali, aku terus berharap mereka bertiga adalah darah daging Kcluarga
Wallance, tidak kusangka hal ini benar terjadi...” Tuan Besar gemeiar sambil mengulurkan tangannya
pada anak–anak, “Anak–anak, kemarilah, biar kakek buyut memeluk kalian!”
“Kakek... Kakek buyu...”
Ketiga anak langsung berlari menghampirinya, menerjang masuk ke dalam pelukannya.
“Anak–anak pintar!”
Tuan Besar memeluk anak–anak, ia begitu terharu hingga terus menerus mengeluarkan air mata,
mimpi yang telah lama ia tunggu–tunggu, pada akhirnya menjadi kenyataan...
Daniel tersenyum, asalkan Tuan Besar bahagia, semuanya akan baik–baik saja.
Sanjaya yang melihat adegan ini dari samping, tatapan matanya penuh dengan kerumitan.
“Kakek buyut, kami sekarang tinggal di rumah papi. Tunggu kakek buyut pulang, tinggal juga di rumah
papi.” Carlos berkata sambil menarik tangan Tuan Besar.
“Baiklah.” Tuan Besar membelai kepala mungil Carlos, “Anak baik, rajin–rajinlah belajar, kalian
Jariis menjadi orang besar kctika kalian dewasa!”
*Baik.” Carlos mengiingguk–anggukan kcpala.
“Papi setiap malam mengajari kita pengetahuan.” Carlcs tidak dapat menyembunyikan keveinbirannya
setiap kali mengungkin hal ini, Kemampuan bela diriku juga sudah ada banyak kemajuan,
pengetahuan ilmiah dan teknologi Kak Carlos juga ada kemajuan pesat...”
“Benarkah? Hebat sekai?” Tuan Besar sangat senang.
“Kalau aku bukan, akulah yang mengajari papi, aku mengajarinya menyanyi...”
“Hahaha, papi kalian yang buta nada dari kecil, tiba–tiba bisa menyanyi?”
“Betul, papi bodoh sekali...”
Ketiga anak mengelilingi Tuan Besar mengobrol tanpa henti, Danici membuat isyarat tangan, meminta
semua orang untuk pergi, mengosongkan ruangin untuk Tuan Besar dan anak–anak.
Raut wajah Sanjaya penuh kekhawatiran saat berjalan keluar dari kamar pasien, namun ia ragu untuk
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmberbicara.
“Apa ingin paman katakan?” Daniel bertanya.
“Aku takut...” Sanjaya berpikir sejenak, lalu berkata dengan bijaksana, “Jika Tuan Besar tahu ibu dari
anak–anak adalah Nona Tracy, apakah bisa....”
“Dia melahirkan tiga anak untukku, apa dia tidak bisa mengabaikan masalah identitasnya?” Danicl
mengangkat alisnya, “Paling hanya masalah dia tidak punya latar belakang, namun secara
kescluruhan, pemikirannya jauh lebih baik dibandingkan Linda, “kan?”
“Ya, aku setuju.” Sanjaya mengangguk–anggukan kepala, “Hanya saja, Anda juga tahu, Keluarga
Linda sangat penting bagi keluarga Wallancc. Jika ada masalah antara hubungan Anda dengan Nona
Linda, Kcluarga Linda akan meminta perlindungan dari Keluarga Moorc, ini akan membawa dampak
tidak menguntungkan bagi kita...”
“Masalah sudah muncul.” Daniel menolong perkataan Sanjaya, ia berkata dengan pelan. “Aku
kchilangan kesabaran saat menghadapi Linda, dia mau bunuh diri di kantorku, dan aku tidak mengalah
padanya. Dia memotong urat nadinya sampai darahnya mengalir keluar, lalu aku mengusimnya.”
Sanjaya tercengang.