Bab 530
“Hahaha...” Bibi Juni tertawa keras, “Kelak setiap hari Nenek akan masak untuk kalian. Kalian harus
makannva denean
patuh.”
“Ya, ya, aku akan menghabiskan semuanya.” Carla sangat gembira hingga menepuk–nepukkan
tangan mungilnya.
“Aku juga.”
“Aku juga.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtCarlos dan Carles juga mengangkat tangan mereka untuk menunjukkan rasa setuju.
Roxy yang berada di pelukan Carla mendongak dan melihat sekilas, lalu ikut bersuara dengan suara
setengah sadar, “Aku juga!”
“Ada apa dengan Roxy?” Bibi Juni melihat Roxy yang scpertinya tidak begitu sadar, lalu bertanya
dengan penasaran, “Apa sakit? Atau mengantuk?”
“Dia mabuk.” Carla menjelaskan kejadian itu dengan antusias, “Tadi pagi, ia diam–diam minum bir
Paman Daniel, lalu tidur seharian.”
Mendengar perkataan ini, Tracy pun mencubit lengan kekar Daniel, “Kamu memberikan bir pada
Roxy?”
“la yang minum sendiri.” Daniel memasang ekspresi tidak bersalah.
12
“Benar, aku bisa bersaksi, memang Roxy sendiri yang meminumnya.” Carles segera membela Daniel.
“Aku juga bisa bersaksi.” Carlo‘s berkata dengan raut wajah serius, “Bukan Paman Daniel yang
memberinya minum!”
“Tidak apa–apa, lagi pula besok ia juga akan bangun.”
11/11
Carla mengelus kepala mungil Roxy yang berwarna hijau.
“Baik, baik, Nenek mau pergi masak. Kalian mainlah dulu, nanti mulai makan pukul 6 tepat.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm“Baik. Terima kasih, Nenek.“,
Setelah menenangkan ketiga anak itu, Bibi Juni mendongak dan menatap Daniel. Dia merasa sedikit
tidak enak hati, “Sebelumnya memukulmu dengan sapu, itu adalah kesalahanku..
“Tidak apa–apa.” Daniel memotong perkataan Bibi Juni, lalu berkata dengan sopan, “Bibi hanya ingin
melindungi keluarga, itu bisa dimengerti. Selain itu, Bibi adalah orang yang lebih tua!”
Meskipun dia tidak terlalu pandai bersosialisasi, juga tidak terlalu bisa mengucapkan perkataan baik,
tetapi perkataannya ini sudah termasuk sangat bersungguh hati.
Tracy sangat terkejut, tidak menyangka Daniel yang dulu selalu merasa dirinya paling terhormat dan
sangat arogan, bisa menurunkan gengsinya demi dirinya dan mengalah pada Bibi Juni.
Terima kasih!” Bibi Juni sangat terkejut, juga merasa sedikit terharu. Sebelumnya ribut karena
kesalahpahaman, hari ini dia masih berpikir mungkin akan sangat canggung ketika bertemu.