Bab 455
Di taksi, Tracy menelepon Daniel, tidak ada yang mengangkat, dia teringat, siang tadi Daniel berkata
bahwa hari ini dia akan pulang telat.
Sekarang mungkin sedang sibuk.
Tracy menutup telepon, menolch ke arah jendela, mengingat kejadian hari ini, hatinya tidak tenang
Dia sedang berpikir, siapa sebenarnya yang memerintahkan orang untuk menyakiti Alice?
Apakah Garcia?
Ya, sepertinya dia.
Kalau begitu, apakah Stanley tahu tentang hal ini?
Apakah benar Deni menyelamatkan Alice pada saat itu?
Atau jangan–jangan, dia ikut terlibat?
Semakin dipikirkan. Tracy semakin pusing, dia menghirup napas panjang, berusaha membuang pikiran
rumit itu...
Masalah ini tidak ada hubungannya dengannya, bukan sesuatu yang harus ia pikirkan.
Sesampainya di rumah, sudah lewat jam 12 malam, anak–anak sudah tidur. Tracy mengganti pakaian,
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇtkemudian naik ke atas.
Danic) belum pulang, ruangan yang besar itu kosong dan rasanya sedikit sepi.
Perasaan Tracy sangat buruk, tidak bisa tidur, jadi ia mencuci gaun yang kotor itu dan
menggantungnya.
Kemudian, berdiri di balkon melihat kendaraan yang lalu lalang, menantikan kepulangan Daniel.
Saat ini, dia sunggung merindukannya.
Hanya ketika bersamanya, barulah ia bisa merasa aman...
Tracy menunggu hingga jam 2 subuh, Daniel masih belum pulang
Tracy benar–benar lelah, ia mandi dan kemudian pergi tidur.
Mungkin karena kejadian hari ini, membuat Tracy sangat terkejut. Pada malam hari, dia bermimpi
buruk, mimpi bertemu Alice yang berlumuran darah di sekujur tubuhnya dan bertanya padanya,
kenapa tidak menolongnya?
Di dalam mimpi, dia sangat ingin menjelaskan, tapi dia tidak bisa mengeluarkan suara...
Kemudian, Alice bergegas menuju arahnya dan mencekik crat lehernya....
Tracy seketika icrbangun dari mimpi buruknya, kepalanya berkeringat, tubuhnya inenggigil.
Sciclali agak lama, dia baru mulai sadar, ia bangun dari tempat tidurnya dan meminum segelas air,
kemudian dia baru kembali tenang.
Melihat apa yang terjadi hari ini, ia misili merasa bersalah. Jika saat itu dia tidak incmpcrcayai Deni
begitu saja, dan memilih untuk lapor polisi, mungkin hasilnya akan berbeda…
Tiba–tiba, ponselnya berdering,
Tracy melihat ponselnya, ternyata Bcatrice yang menelepon, dia segera mengangkatnya: “Halo!”
“Tracy, dasar wanita jahat, kenapa kamu tidak mati saja? Jika kamu membenciku, kamu bisa langsung
datang padaku. Jika ingin membunuh atau memukulku, silakan. Kenapa harus begini pada putriku,
kenapa...“Beatrice
meraung histeris, kemudian menangis sctclah mengucapkan paruh kedua kalimat itu,
Tracy yang mendengar langisan Bcatrice, merasakan perasaan putus asa dari scorang ibu, dan
merasa sedikit simpati.
Setelah hening beberapa saat, Tracy baru mulai menjelaskan: “Aku sudah menjelaskan seluruh
kejadiannya pada polisi, kamu boleh bertanya pada mereka tentang situasinya. Aku tidak perlu
menjelaskannya lagi. Aku tahu, kamu juga tidak akan percaya jika aku jelaskan.”
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏmBeatrice masih menangis di ujung telepon...
“Terjadi hal seperti ini, aku juga sangat sedih dan berbelasungkawa!”
Setelah Tracy mengatakan kalimat itu dengan nada rendah, dia pun menutup telepon.
Dia tidak tahu bagaimana cara menghibur dan menjelaskannya, dan juga tidak mau disalahpahami.
Mungkin, diam adalah cara yang paling tepat untuk menghadapinya.
Semoga Beatrice tidak akan sembarangan menuduhnya lagi.
Sembari memikirkannya, dari luar tiba–tiba terdengar suara pintu dibuka. “Tracy buru–buru bangun
dan berlari keluar.
Daniel membuka jasnya dan meletakkannya di lantai, sambil membuka kancing bajunya sambil
berjalan ke arah kamar. Melihat Tracy, dia segera merentangkan tangannya.
Tracy bergegas masuk ke dalam pelukannya dan memeluk pinggangnya dengan crat.
“Sudah selaruh ini, masih belum tidur?” Daniel mengusap rambutnya, “Menungguku?”
“Kenapa kamu pulang selarut ini?”
Tracy memeluknya dengan sangat erat, kejadian hari ini membuatnya takut, bahkan merasa tidak
aman, sekarang memeluknya, dia baru merasa sedikit lebih tenang.
“Ada sedikit urusan.” Daniel memegang dagunya, menyibakkan rambut panjangnya yang
berantakan, dengan lembut mencium matanya, “Kamu merindukanku?”
“Ya.” Tracy berjinjit dan menawarkan ciuman hangat.