Bab 2223 Mengingat Pelajaran Ini
“Kamu masih terlalu muda.” Bibi Lauren menggeleng tak berdaya, “Kamu tidak mengerti, sebaiknya tidak ada
orang lain yang mengganggu dalam hubungan asmara.”
“Sekarang ada banyak pasangan suami istri muda, awalnya hubungan mereka berdua baik-baik saja. Tapi, kalau
keluarga si gadis ikut campur dan meminta sang pria berkorban lebih banyak, cepat atau lambat akan
menimbulkan masalah.”
“Tidak akan.” Dewi tertawa, “Lorenzo bukan orang yang begitu pelit. Lagi pula, masalah ini berada dalam
lingkup kemampuannya.”
“Kamu masih berpikir begitu sederhana....” Bibi Lauren tersenyum pabhit, “Ada banyak masalah yang
kelihatannya sekarang masih berada dalam lingkup kemampuannya. Tapi, kelak mungkin menimbulkan
pengaruh yang sangat fatal.”
“Misalnya, suatu hari nanti Grup Moore terpecah, semua pemegang saham besar bekerja sama untuk
menyerang Lorenzo. Lalu, saat ini saham 5% itu jadi titik penentu.”
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Maksudnya...” Dewi membelalakkan matanya, “Saham 5% yang dia berikan pada Raja kemungkinan besar bisa
mencelakai Lorenzo di kemudian hari?”
“Benar.” Bibi Lauren mengangguk, “Selain itu, sekarang demi menyelamatkan Paman Joshua, dia menyinggung
Organisasi Dark Night. Kelak saat terjadi masalah padanya, kemungkinan Organisasi Dark Night juga akan
menyerangnya.”
Mendengar hal ini, Dewi semakin tidak tenang, “Maksudnya, kemungkinan masalah-masalah ini bisa berdampak
buruk bagi Lorenzo ...."”
“Masalah tidak berujung.” Bibi Lauren mengerutkan kening, “Lorenzo benar-benar sangat peduli padamu. Kalau
tidak, dengan pemikirannya, sungguh tidak seharusnya melakukan hal yang begitu merepotkan. Ini seperti
memasang beberapa bom waktu yang sangat kuat di sisinya!”
“Bibi berkata seperti itu, aku sungguh....”
Dewi langsung merasa luar biasa bersalah. Dia tidak pernah tahu bahwa beberapa hal yang Lorenzo lakukan
untuknya bisa menciptakan banyak potensi bahaya.
Dia buru-buru bertanya, “Bibi Lauren, persentase terjadi hal ini tidak besar, ‘kan?”
“Belum tentu. Bibi Lauren mengangguk, “Potensi bahaya seperti penyakit tersembunyi di tubuh manusia.
Sebagai dokter, kamu bisa menebak kapan penyakit itu akan bereaksi?”
Perkataan ini langsung membuat Dewi tak bisa berkata-kata.
“Begitu masalah ini terjadi, itu akan memengaruhi hubungan kalian.” Bibi Lauren berkata dengan penuh makna,
“Saat kondisi lancar, orang baru bisa berpacaran dengan baik. Begitu menghadapi masalah hidup dan mati,
bagaimana masih mau berpacaran?”
1/2
“Lagi pula, kalian berdua memikul begitu banyak tanggung jawab. Kalau sungguh terjadi masalah, masing-
masing harus memikul tanggung jawab sendiri. Hubungan asmara hanya bisa dikesampingkan.”
Mendengar perkataan ini, Dewi terdiam. Dulu pikirannya terlalu sederhana, mengira sudah cukup hanya dengan
rasa suka. Sekarang dia baru menyadari ternyata hubungan asmara begitu
rumit.
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
“Kalau tidak ada kami, kalian tidak akan terlibat dalam masalah ini. Segalanya pun bisa lebih sederhana.” Bibi
Lauren merasa sangat bersalah, “Kalau tidak punya rasa bersalah, kamu bisa pergi begitu saja. Tapi, sekarang
kamu semakin lama berutang semakin banyak padanya ....”
“Itu tidak apa-apa.” Dewi segera berkata, “Meskipun tidak berutang padanya, aku juga tidak akan pergi saat dia
mengalami masalah. Aku tetap akan menghadapinya bersamanya! Tapi, aku tidak menyangka, dia membantuku
menyelesaikan masalah, malah menciptakan begitu banyak kerepotan bagi dirinya sendiri.”
“Karena itu ...” Bibi Lauren menghela napas, “Bibi sudah sering menasihatimu, jangan terlalu banyak ikut
campur. Tapi, sepertinya kamu tidak dengar.”
“Benar ....” Dewi sangat bersalah, “Kali ini demi Willy, aku sungguh berutang terlalu banyak pada
Lorenzo.”
“Bibi masih berpendapat sama. Jauhi lingkaran keluarga kerajaan.” Bibi Lauren mengingatkan sekali lagi,
“Pikirkan baik-baik, dari awal sampai sekarang, Pangeran Willy itu terus-menerus membawa masalah untukmu.”
“Apa pelajaran dari kejadian Denny masih belum cukup? Sekarang ada Lorenzo yang mendukungmu, barulah
kamu bisa berulang kali lepas dari bahaya. Kalau tidak ada Lorenzo, kamu tidak mungkin bisa keluar dari
Denmark hidup-hidup.”
“Ya, aku tahu.” Dewi mengangguk berulang kali, “Aku pasti mengingat pelajaran ini, tidak akan mengulanginya
lagi.”