Tiga Harta: Ayah Misterius...
Bab 1884
“Lorenzo, ini adalah Juliana Henderson, anak perempuan Paman Michal.”
Winston bergegas memperkenalkannya, “la baru saja kembali dari Negara Maple. la punya gelar
ganda doktor dan mahir dalam lima bahasa, benar-benar seorang wanita berbakat yang sulit
ditemukan.”
“Lorenzo, apa kamu ingat Juliana?” Michal berkata sambil tersenyum, “Saat masih kecil dulu,
ketika anak-anak lain mengajakmu bermain, kamu selalu menolak. Kamu hanya mau berbicara
dengan Juliana seorang.”
“Ya, aku ada bayangan.”
Lorenzo mengarahkan pandangannya ke atas panggung. Wajahnya yang tadinya terlihat dingin
dan angkuh, perlahan-lahan terlihat menikmati pertunjukan itu.
Ada rasa tidak senang yang tak dapat dijelaskan timbul dalam hati Dewi. Ketika Wati berusaha
memikat Lorenzo sebelumnya, Lorenzo sama sekali tidak memandangnya.
Namun, sikapnya terhadap Juliana... terlihat berbeda.
Follow on NovᴇlEnglish.nᴇt
“Juliana baru saja kembali. Aku ingin ia dapat secepat mungkin bergabung ke dalam
perusahaan.” Michal menjelaskan, “Aku hanya memiliki satu anak perempuan saja. Cepat atau
lambat, ia harus meneruskan posisiku. Bagaimana menurutmu?”
“Itu posisimu, kamu bisa memutuskannya sendiri.” Lorenzo menjawab datar.
“Tetap saja aku harus melaporkannya padamu.” Michal menatap putrinya di atas panggung dengan bangga,
“Juliana adalah kebanggaanku. Aku berharap selain ia dapat berhasil dalam karirnya, ia juga dapat membangun
keluarga yang baik sebagai tempatnya berpulang nanti.”
Setelah mengatakan hal itu, ia tiba-tiba teringat sesuatu dan berpaling menatap Dewi. Sambil tersenyum
canggung, ia berkata, “Aku lupa kamu sudah punya tunangan, jadi anggap saja aku
tidak mengatakan apa-apa, hahaha.”
Dewi awalnya tidak mengerti apa yang dimaksud Michal. Namun, melihat ekspresi dan
reaksinya itu, ia langsung mengerti....
“Juliana begitu luar biasa. la pasti akan menemukan seorang pendamping yang baik.”
Lorenzo menjawabnya. Meskipun ia terlihat asal menanggapinya, namun ucapannya terdengar
tulus.
“Apa Lorenzo dan Nona Dewi sudah bertunangan?” tanya Winston, “Sebab aku belum pernah mendengar berita
ini sebelumnya. Kenapa tiba-tiba... sudah tunangan?”
Winston mengatakan semuanya itu sambil tersenyum kepada Dewi. la mengira kalau Dewi tidak akan mengerti
ucapannya, sehingga tidak masalah jika ia bertanya seperti itu.
“Ya, jangan biarkan siapa pun dengan latar belakang yang tidak jelas mengambil kesempatan untuk
memanfaatkanmu.” Cole menambahkan, “Kamu baru saja memenangkan pasar Eropa dan Amerika, ada banyak
orang begitu membencimu. Mungkin saja Pastorico itu sejak awal diam- diam memasang jebakan untukmu.”
“Kamu bawel sekali hari ini!”
Lorenzo menatap Cole dengan aura dingin yang terpancar di matanya.
Cole mengangkat bahu, menandakan tidak akan membuka mulutnya lagi.
Saat itu, alunan musik dari piano pun berhenti. Setelah musik itu berakhir, Juliana memberi
hormat kepada para penonton dari atas panggung, lalu berjalan dengan anggun menghampiri
Lorenzo..
Sorotan cahaya lampu menyinari dirinya, membuatnya menjadi pusat perhatian para penonton.
“Lama tidak bertemu, Lorenzo. Apa kamu masih mengingatku?”
Juliana berinisiatif untuk menyapa Lorenzo, suaranya terdengar begitu merdu.
“Aku ingat.” sudut bibir Lorenzo terangkat kecil, “Lama tidak bertemu!”
“Lama tidak bertemu....”
Juliana menatapnya dengan penuh kasih sayang. la hendak berbicara lagi, namun tiba-tiba
Follow on Novᴇl-Onlinᴇ.cᴏm
dikejutkan dengan kehadiran Dewi di samping Lorenzo.
“la tunanganku.” Lorenzo merangkul Dewi, lalu memperkenalkannya dengan penuh percaya diri, “Namanya
Wiwi.”
Hati Dewi terasa hangat. Bibirnya terangkat membentuk senyuman.
“Ugh....” Juliana tercengang, sama sekali tidak terbayang olehnya kalau Lorezo tiba-tiba
memiliki tunangan.
“Wiwi, ini adalah Juliana, putri Presdir Michael Henderson.”
Lorenzo memperkenalkannya.
“Oh, halo.” Dewi menyapa Juliana,
“Halo” Juliana bergegas mengulurkan tangannya,
Dewi tidak terbiasa dengan hal ini. Namun, demi menjaga kesopanan, ia tetap menjabat tangan
Juliana sejenak.
Dengan jarak sedekat ini, tatapan Dewi tanpa sadar memindai wajah, dada, hingga pinggang dan
kaki Juliana, menatapnya dari atas ke bawah....
Kemudian, ia menundukkan kepalanya menatap dadanya yang menggembung kecil.....
Dulu ia selalu merasa kalau tubuhnya itu lumayan bagus. Namun, setibanya di negara Emron, ia langsung
merasa dirinya ini seperti gadis kerdil yang terlihat konyol.